Ahad, 19 Jun 2011

Seorang Wanita Tua Yang Menyaksikan Mukjizat Nabi Muhammad saw

Seorang Wanita Tua Yang Menyaksikan Mukjizat Nabi Muhammad saw


HHRS 2.0 - Secara diam-diam, Rasulullah SAW bersama Abu Bakar RA, Amir bin Fahira dan seorang penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith bergegas meninggalkan Makkah menuju ke Madinah. Setelah dua belas tahun Rasulullah menyebarkan agama Allah di kota Makkah, namun tekanan dari kafir Quraisy kian bertambah.

Bahkan, kaum kafir Quraisy berniat untuk membunuh Rasulullah dan sahabatnya yang telah masuk Islam. Guna mengelakkan kekejaman kafir Quraisy, Rasulullah pun kemudian berhijrah ke kota Madinah.

Tanpa bekalan yang mencukupi, Rasulullah berangkat menuju ke Madinah. Sebuah perjalanan yang agak mencabar.

Di tengah perjalanan menuju kota Madinah, rombongan Rasulullah melewati sebuah khemah milik seorang wanita tua bernama Ummu Ma'bad di kawasan Qudaid-antara Makkah dan Madinah. Saat itu, Ummu Ma'bad sedang duduk di dekat khemahnya. Lantaran bekalan yang terhad, rombongan Rasulullah pun singgah ke khemah Ummu Ma'bad.

Rasulullah dan sahabatnya ingin membeli daging dan kurma dari Ummu Ma'bad. Namun, mereka tidak mendapat apa-apa. Saat itu, wilayah Qudaid sedang didera musim paceklik. Lalu Rasulullah melihat seekor kambing yang ada di dekat khemah Ummu Ma'bad.

Rasulullah pun bertanya, "Kambing betina siapa ini wahai Ummu Ma'bad?", Ummu Ma'bad menjawab, "kambing betina tua yang sudah ditinggalkan oleh kambing jantan." Rasulullah kembali bertanya, "Apakah ia masih mengeluarkan air susu?" Ummu Ma'bad menjawab, "Bahkan ia tak mengandungi air susu sama sekali.''Lalu Rasulullah meminta izin," Bolehkah aku memerah air susunya? "

Ummu Ma'bad menjawab, "Jika engkau merasa boleh memerahnya, maka sila lakukan.''Nabi Muhammad SAW pun mengambil kambing tersebut dan tangannya mengusap beg susunya dengan menyebut nama Allah dan mendoakan Ummu Ma'bad pada kambingnya tersebut.

Tiba-tiba kambing itu membuka kedua kakinya dan keluarlah air susu dengan derasnya. Kemudian Rasulullah meminta sebuah bekas yang besar lalu beliau memerasnya sehingga penuh. Beliau memberi minum kepada Ummu Ma'bad hingga ia puas, lalu beliau memberi minum rombongannya hingga mereka pun puas.

Dan beliau adalah orang yang terakhir minum. Beliau kemudian memerah susu untuk kedua kalinya sehingga bekas tersebut kembali penuh, lalu susu itu ditinggalkan di tempat Ummu Ma'bad dan beliau pun membai'atnya. Setelah itu rombongan pun berlalu.

Tidak lama kemudian, datanglah suami Ummu Ma'bad dengan membawa kambing-kambing yang kurus kering, berjalan lemah. Setelah melihat susu, dia bertanya kehairanan, "Dari mana air susu ini wahai Ummu Ma'bad? Padahal kambing ini sudah lama tidak hamil dan kita pun tidak mempunyai  susu di rumah?" Ummu Ma'bad menjawab, "Demi Allah, bukan kerana itu semua. Sesungguhnya seseorang yang penuh berkah telah melewati (rumah kita), sifatnya begini dan begitu." Abu Ma'bad berkata, "Ceritakanlah kepadaku tentangnya wahai Ummu Ma'bad."

Ummu Ma'bad bertutur: "Aku melihat seorang yang tawadhu (rendah hati). Wajahnya bersinar berkilauan, baik budi pekertinya, dengan badannya yang tegap, indah dengan bentuk kepala yang sesuai bentuk tubuhnya.''Ia adalah seorang yang berwajah sangat tampan. matanya elok, hitam dan lebar, dengan alis dan bulu mata lebat nan halus. Suaranya bergema indah berwibawa, panjang lehernya ideal, janggut nya tumbuh tebal dan sangat kontras lagi sesuai warna rambutnya; rapi, rata pinggir-pinggirnya a (dengan jambangnya) dan antara rambut dan janggutnya bersambung rapi.

Jika dia diam, nampaklah kewibawaannya. Jika dia berbicara nampaklah kehebatannya. Jika dilihat dari kejauhan, dia adalah orang yang paling bagus dan berwibawa. Jika dilihat dari dekat, ia adalah orang yang paling tampan, bicaranya jelas, jelas, tidak banyak dan tidak pula sedikit. Nada bicaranya seperti untaian mutiara yang bergu guran.

Beliau berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pula pendek. Dia bagaikan sebuah dahan di antara dua dahan. Dia antara ketiga orang itu, penampilannya yang bagus dan kedudukannya paling tinggi. Dia mempunyai banyak teman yang mengelilinginya. Jika dia berbicara, maka yang lain pun mendengarkannya. Jika dia memerintah, maka mereka akan melaksanakannya. Dia adalah orang yang ditaati, tidak cemberut dan bicaranya tidak sembarangan.

Abu Ma'bad berkata, "Demi Allah, dia adalah seorang dari Quraisy yang sedang diperbincangkan di kalangan kami di kota Makkah. Aku ingin menjadi sahabatnya. Sungguh aku akan melakukannya jika aku boleh mencari jalan untuk mendapatkannya."

Sungguh terperinci sifat sifat Rasulullah yang dituturkan Ummu Ma'bad. Kisah Ummu Ma'bad sangat masyhur, diriwayatkan dari banyak jalan yang saling menguatkan satu dengan yang lain. (diterjemah dari situslakalaka)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan